Makluman

Laman perkongsian ilmu, pemurnian akidah, membanteras perbomohan, tolong menolong dan perubatan alternatif menurut Islam dan tradisional untuk mencari redha Allah SWT
Free Image Hosting

السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ pembaca mukmin sekelian

.
بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ

Selamat datang ke Laman Emjay. Selamat membaca dan semoga Allah memberikan taufik, hidayah, rahmat dan berkat kepada para pembaca sekelian.

Aku telah tinggalkan pada kamu dua perkara. Kamu tidak akan sesat selama berpegang kepada keduanya, (iaitu) Kitab Allah dan Sunnah Rasul-Nya.

Friday 26 October 2007

FATWA-FATWA ULAMA AHLUS SUNNAH TENTANG JAMA’AH TABLIGH



Dengan nama Allah yang maha Pemurah lagi maha Penyayang

Assalamualaikum wbth

Berikut saya lampirkan copy paste yang saya perolehi dari Laman Tranungkite di http://www.tranungkite.net/modules.php?name=News&file=article&sid=4220 .

Bacalah, fahamilah dan hayatilah penulisannya!

Sekian wassalam

Emjay

~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~


FATWA-FATWA ULAMA AHLUS SUNNAH TENTANG JAMA’AH TABLIGH

Kita akan membawa beberapa fatwa (keputusan) para ulama tentang Firqah Tabligh, agar ummat mengerti bahwa kita menuduh mereka sesat bukan dari kita sendiri, tapi kita mengambilnya dari ucapan ulama kita yang mulia, semoga Allah mengampuni mereka yang telah wafat dan menjaga yang masih hidup. Perhatikan ucapan para ulama ini agar terbuka kekaburan yang selama ini menutupi mereka. Dan hendaklah bagi mereka yang masuk ke dalam kelompok ini segera keluar dan yang kagum segera sadar dan membenci, karena kematian itu datangnya tiba-tiba. 


1. Syaikh Muhammad bin Ibrahim rahimahullah

“Dari Muhammad bin Ibrahim kepada yang terhormat raja Khalid bin Su’ud.
Assalamu ‘alaikum wa rahmatullahi wa barakatuhu. Wa ba’du:
Saya telah menerima surat Anda dengan no. 37/4/5/D di 21/1/82H. Yang berkaitan tentang permohonan untuk bekerja sama dengan kelompok yang menamakan dirinya dengan “Kulliyatud Da’wah wat Tabligh Al Islamiyyah.”

Maka saya katakan: Bahwa jama’ah ini tidak ada kebaikan padanya dan jama’ah ini adalah jama’ah yang sesat. Dan setelah membaca buku-buku yang dikirimkan, kami dapati di dalamnya berisi kesesatan dan bid’ah serta ajakan untuk beribadah kepada kubur dan kesyirikan. Perkara ini tidak boleh didiamkan. Oleh karena itu kami akan membantah kesesatan yang ada di dalamnya. Semoga Allah menolong agama-Nya dan meninggikan kalimat-Nya. Wassalamu ‘alaikum wa rahmatullahi wa barakatuh. 29/1/82H.” (Al Qaulul Baligh hal. 29 dengan diringkas)


2. Syaikh Hummud At Tuwaijiri rahimahullah

“Adapun ucapan penanya: Apakah aku menasehatinya untuk ikut khuruj dengan orang-orang tabligh di dalam negeri ini (Saudi) atau di luar?

Maka saya jawab: Saya menasehati penanya dan yang lainnya yang ingin agamanya selamat dari noda-noda kesyirikan, ghuluw, bid’ah dan khurafat agar jangan bergabung dengan orang-orang Tabligh dan ikut khuruj bersama mereka. Apakah itu di Saudi atau di luar Saudi. Karena hukum yang paling ringan terhadap orang tabligh adalah: Mereka ahlul bid’ah, sesat dan bodoh dalam agama mereka serta pengamalannya. Maka orang-orang yang seperti ini keadaannya, tidak diragukan lagi bahwa menjauhi mereka adalah sikap yang selamat.

Sungguh sangat indah apa yang dikatakan seorang penyair:
Janganlah engkau berteman dengan teman yang bodoh.
Hati-hatilah engkau darinya.

Betapa banyak orang bodoh yang merusak seorang yang baik ketika berteman dengannya.” (Al Qaulul Baligh, syaikh Hummud At Tuwaijiri hal. 30)


3. Syaikh Muhammad Nashiruddin Al Albani hafidhahullah

Pertanyaan: Di sini ada pertanyaan: Apa pendapat Anda tentang Jama’ah (firqah) Tabligh dan apakah ukuran khuruj ada terdapat dalam sunnah?

Jawab:Pertanyaan ini adalah pertanyaan penting. Dan aku memiliki jawaban yang ringkas, serta kalimat yang benar wajib untuk dikatakan. Yang saya yakini bahwa da’wah tabligh adalah: sufi gaya baru. Da’wah ini tidak berdasarkan Kitabullah dan Sunnah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam

Khuruj yang mereka lakukan dan yang mereka batasi dengan tiga hari dan empat puluh hari, serta mereka berusaha menguatkannya dengan berbagai nash, sebenarnya tidak memiliki hubungan dengan nash secara mutlak. Sebenarnya cukup bagi kita untuk bersandar kepada salafus shalih. Penyandaran ini adalah penyandaran yang benar. Tidak boleh bagi seorang muslim untuk tidak bersandar kepadanya. Bersandar kepada para salafus sholih, -wajib diketahui hakikat ini,- bukanlah seperti bersandar kepada seseorang yang dikatakan pemilik mazhab ini atau kepada seorang syaikh yang dikatakan bahwa dia pemilik tarikat ini atau kepada seseorang yang dikatakan bahwa dia pemilik jama’ah tertentu. Berintima’ (bergabung) kepada salaf adalah berintima’ kepada sesuatu yang ‘ishmah (terpelihara dari dosa). Dan berintima’ kepada selain mereka adalah berintima’ kepada yang tidak ‘ishmah. Firqah mereka itu cukup bagi kita dengan berintima’ kepada salaf- bahwa mereka datang membawa sebuah tata tertib khuruj untuk tabligh (menyampaikan agama), menurut mereka. Itu tidak termasuk perbuatan salaf, bahkan bukan termasuk perbuatan khalaf, karena ini baru datang di masa kita dan tidak diketahui di masa yang panjang tadi. (Sejak zaman para salaf hingga para khalaf). 

Kemudian yang mengherankan, mereka mengatakan bahwa mereka khuruj (keluar) untuk bertabligh, padahal mereka mengakui sendiri bahwa mereka bukan orang yang pantas untuk memikul tugas tabligh (penyampaian agama) itu. Yang melakukan tabligh (penyampaian agama) adalah para ulama, sebagaimana yang dilakukan Rasulullah dengan mengutus utusan dari kalangan para sahabatnya yang terbaik yang tergolong ulama mereka dan fuqaha` mereka untuk mengajarkan Islam kepada manusia. Beliau mengirim Ali sendirian, Abu Musa sendirian, dan Mu’adz sendirian. Tidak pernah beliau mengirim para sahabatnya dalam jumlah yang besar, padahal mereka sahabat. Karena mereka tidak memiliki ilmu seperti beberapa sahabat tadi. 

Maka apa yang kita katakan terhadap orang yang ilmunya tidak ada apa-apanya jika dibandingkan dengan sahabat yang tidak dikirim Nabi, apa lagi dibanding dengan para sahabat yang alim seperti yang kita katakan tadi?! Sedangkan mereka (Firqah Tabligh) keluar berdakwah dengan jumlah puluhan, kadang-kadang ratusan. Dan ada di antara mereka yang tidak berilmu, bahkan bukan penuntut ilmu. Mereka hanya memiliki beberapa ilmu yang dicomot dari sana sini. Adapun yang lainnya, hanya orang awam saja. Di antara hikmah orang dulu ada yang berbunyi: Sesuatu yang kosong tidak akan bisa memberi. Apa yang mereka sampaikan kepada manusia, padahal mereka mengaku (jama’ah) Tabligh?

Kita menasehati mereka di Suriah dan Amman agar duduk dan tinggal di negeri mereka dan duduk mempelajari agama, khususnya mempelajari aqidah tauhid, yang iman seorang mukmin tidak sah walau bagaimanapun shalihnya dia, banyak shalat dan puasanya, kecuali setelah memperbaiki aqidahnya.

Kita menasehati mereka agar tinggal di negeri mereka dan membuat halaqah ilmu di sana serta mempelajari ilmu yang bermanfaat dari para ulama sebagai ganti khurujnya mereka ke sana kemari, yang kadang-kadang mereka pergi ke negeri kufur dan sesat yang di sana banyak keharaman, yang tidak samar bagi kita semua yang itu akan memberi bekas kepada orang yang berkunjung ke sana, khususnya bagi orang yang baru sekali berangkat ke sana. Di sana mereka melihat banyak fitnah, sedangkan mereka tidak memiliki senjata untuk melidungi diri dalam bentuk ilmu untuk menegakkan hujjah kepada orang, mereka akan menghadapi, khususnya penduduk negeri itu yang mereka ahli menggunakan bahasanya, sedangkan mereka (para tabligh) tidak mengerti tentang bahasa mereka.

Dan termasuk syarat tabligh adalah hendaknya si penyampai agama mengetahui bahasa kaum itu, sebagaimana diisyaratkan oleh Rabb kita ‘Azza wa Jalla dalam Al Qur`an:

وَمَا أَرْسَلْنَا مِنْ رَسُولٍ إِلاَّ بِلِسَانِ قَوْمِهِ لِيُبَيِّنَ لَهُمْ
“Tidaklah kami mengutus seorang rasul kecuali dengan lisan kaumnya agar dia menerangkan kepada mereka.” (Ibrahim: 4)

Maka bagaimana mereka bisa menyampaikan ilmu, sedangkan mereka mengakui bahwa mereka tidak memiliki ilmu?! Dan bagaimana mereka akan menyampaikan ilmu, sedangkan mereka tidak mengerti bahasa kaum itu?! Ini sebagai jawaban untuk pertanyaan ini. (Dari kaset Al Qaulul Baligh fir Radd ‘ala Firqatit Tabligh)


4. Syaikh Abdul Aziz bin Abdullah bin Bazz hafidhahullah

Pertanyaan:Semoga Allah merahmati Anda, ya syaikh. Kami mendengar tentang (firqah) tabligh dan dakwah yang mereka lakukan, apakah anda membolehkan saya untuk ikut serta dengan mereka? Saya mengharap bimbingan dan nasehat dari anda. Semoga Allah memberi pahala kepada anda.

Jawab:Siapa yang mengajak kepada Allah adalah muballigh, (sebagaimana Nabi bersabda –pent) “Sampaikan dariku walau satu ayat.” Adapun jama’ah (firqah) tabligh yang terkenal dari India itu, di dalamnya terdapat khurafat-khurafat, bid’ah-bid’ah dan kesyirikan-kesyirikan. Maka tidak boleh khuruj (keluar) bersama mereka. Kecuali kalau ada ulama yang ikut bersama mereka untuk mengajari mereka dan menyadarkan mereka, maka ini tidak mengapa. Tapi kalau untuk mendukung mereka, maka tidak boleh, karena mereka memiliki khurafat dan bid’ah. Dan orang alim yang keluar bersama mereka hendaknya menyadarkan dan mengembalikan mereka kepada jalan yang benar. (Dari kaset Al Qaulul Baligh)

Tanya:Para penuntut ilmu menanya kepada anda dan para ulama kibar (senior) lainnya tentang: Apakah anda menyetujui kalau mereka bergabung dengan kelompok yang ada seperti Ikhwan, Tabligh, kelompok Jihad dan yang lainnya atau anda menyuruh mereka untuk belajar bersama para da’i salaf yang mengajak kepada dakwah salafiyyah?

Jawab:Kita nasehati mereka semuanya untuk belajar bersama para thalabul ilmi lainnya dan berjalan di atas jalan Ahlus Sunnah wal Jama’ah. Kita nasehati mereka semuanya agar tujuannya untuk mengikuti Al Kitab dan sunnah dan berjalan di atas jalan Ahlus sunnah wal Jama’ah. Dan hendaknya mereka menjadi ahlus sunnah atau para pengikut salafus shalih. Adapun berhizb dengan Ikhwanul Muslimin, Tablighi atau yang lainnya, maka tidak boleh. Ini keliru. Kita nasehati mereka agar menjadi satu jama’ah dan bernisbah kepada Ahlus sunnah wal jama’ah. Inilah jalan yang lurus untuk menyatukan langkah. Kalau ada berbagai nama sedangkan semuanya di atas satu jalan, dakwah salafiyyah, maka tidak mengapa, seperti yang ada di Shan’a dan yang lainnya, tapi yang penting tujuan dan jalan mereka satu. (Dari kaset Al Qaulul Baligh)


5. Syaikh Abdullah bin Abdurrahman Al Ghudayyan hafidhahullah (anggota Hai’ah Kibarul Ulama`)

Pertanyaan:Kami berada di suatu kampung dan berdatangan kepada kami apa yang dinamakan dengan (firqah) Tabligh, apakah kami boleh ikut berjalan bersama mereka? Kami mohon penjelasannya.

Jawab:Jangan kalian ikut berjalan bersama mereka!! Tapi berjalanlah dengan Kitabullah dan Sunnah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam!! (Dari kaset Al Qaulul Baligh)


6. Syaikh Abdul Muhsin Al Abbad hafidhahullah

Pertanyaan:Syaikh, di sana ada kelompok-kelompok bid’ah, seperti Ikhwan dan Tabligh serta yang lainnya. Apakah kelompok ini termasuk Ahlus Sunnah? Dan apa nasehat anda tentang masalah ini?

Jawab:“Kelompok-kelompok ini… Telah diketahui bahwa yang selamat adalah yang seperti yang telah saya terangkan tadi, yaitu kalau sesuai dengan Rasulullah dan para sahabatnya, yang mana beliau berkata ketika ditanya tentang Al Firqatun Najiyah: Yang aku dan para sahabatku ada di atasnya. Firqah-firqah baru dan beraneka ragam ini, pertama kali: bid’ah. Karena lahirnya di abad 14. Sebelum abad 14 itu mereka tidak ada, masih di alam kematian. Dan dilahirkan di abad 14. Adapun manhaj yang lurus dan sirathal mustaqim, lahirnya atau asalnya adalah sejak diutusnya Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam.

Maka siapa yang mengikuti ini dialah yang selamat dan berhasil. Adapun yang meninggalkan berarti dia menyimpang. Firqah-firqah itu telah diketahui bahwa padanya ada kebenaran dan ada kesalahan, akan tetapi kesalahan-kesalahannya besar sekali, maka sangat dikhawatirkan.

Hendaknya mereka diberi semangat untuk mengikuti jama’ah yakni Ahlus Sunnah wal Jama’ah dan yang berada di atas jalan salaf ummat ini serta yang menta’wil menurut apa yang datang dari Rasulullah bukan dengan yang datang dari si fulan dan fulan, menurut tarikat-tarikat yang ada di abad 14 H. Maka kedua kelompok yang tadi disinggung adanya hanya di abad 14 H. Mereka berpegang dan berjalan di atas jalan-jalan dan manhaj-manhaj itu. Mereka tidak berpegang dengan dalil-dalil dari Al Kitab dan Sunnah, tapi dengan pendapat-pendapat, pemikiran-pemikiran dan manhaj-manhaj yang baru dan bid’ah yang mereka membangun jalan dan manhaj mereka di atasnya.

Dan yang paling jelas di kalangan mereka adalah: Wala` dan Bara`. Al Wala` wal Bara` di kalangan mereka adalah bagi yang masuk ke dalam kelompok mereka, misalnya Ikhwanul Muslimin, siapa yang masuk ke dalam kelompok mereka, maka dia menjadi teman mereka dan akan mereka cintai walaupun dia dari rafidlah, dan akhirnya dia menjadi saudara dan teman mereka.

Oleh karena ini mereka mengumpulkan siapa saja, termasuk orang rafidlah yang membenci sahabat dan tidak mengambil kebenaran dari sahabat. Kalau dia masuk ke dalam kelompok mereka, jadilah dia sebagai teman dan anggota mereka. Mereka membela apa yang dia bela dan membenci apa yang dia benci.

Adapun Tabligh, pada mereka terdapat perkara-perkara mungkar. Pertama: dia adalah manhaj yang bid’ah dan berasal dari Delhi (India –red) bukan dari Mekkah atau Madinah. Tapi dari Delhi di India. Yakni seperti telah diketahui bahwa di sana penuh dengan khurafat, bid’ah dan syirik walau di sana juga banyak Ahlus Sunnah wal Jama’ah, seperti jama’ah ahlul hadits, yang mereka adalah sebaik-baik manusia di sana. Tetapi Tabligh ini keluar dari sana melalui buatan para pemimpin mereka yang ahli bid’ah dan tarekat sufi yang menyimpang dalam aqidah. Maka kelompok ini adalah kelompok bid’ah dan muhdats. Di antara mereka ada Sufi dan Asy’ari yang jelas-jelas bukan berada di atas jalan Ahlus Sunnah wal Jama’ah, dalam aqidah dan manhaj. Dan yang selamat adalah orang yang mengikuti manhaj salaf dan yang berjalan di atas jalan mereka.” (Dari kaset Al Qaulul Baligh)


7. Syaikh Rabi’ bin Hadi Al Madkhali hafidhahullah

“Saya tidak pernah khuruj dengan mereka (Firqah tabligh), tapi saya pergi untuk suatu keperluan, yakni ke Kashmir. Setelah selesai dari pekerjaan ini aku melewati Delhi. Maka ada yang mengatakan kepadaku: Mari kita singgah ke suatu tempat untuk dikunjungi, yaitu ke markas Tabligh yaitu di Nizamuddin. Nizamuddin ini adalah masjid yang dekat dengan markas jama’ah tabligh. Di dalamnya ada lima kubur yang diberi kubah. Yakni kuburan yang disembah, bukan menyembah kepada Allah. Ini ibadah yang jelas syirik. Maka kami melewati ‘monumen’ ini. Kemudian kami singgah ke markas tabligh. Orang-orang berselisih apakah di dalamnya ada kuburan atau tidak.

Maku Abdurrab bertanya, ini orang yang saya ceritakan tadi, apakah di dalam masjid Tabligh ini ada kuburan? Yang cerdas di kalangan mereka berkata: Tidak, di sini tidak ada kuburan! Kuburan Ilyas di Mekkah atau di tempat ini atau itu yang jauh. Maka dia terus bertanya hingga ada seseorang yang menunjukkan atau mengabarkan bahwa di sana ada kuburan Ilyas dan di sebelahnya kuburan istrinya.
Kemudian al Akh Abdurrab pergi ke kedua kuburan itu dan mencari-carinya setelah ketemu, dia datang kepada kami sambil berkata: Mari, saya tunjukkan kepada kalian dua kuburannya. Maka kami melihat, ini kuburan Ilyas dan ini kuburan istrinya yang keduanya ada di dalam masjid.

Kemudian setelah itu kami pastikan bahwa di dalamnya ada empat kuburan, bukan dua kuburan saja. Kami memastikannya melalui orang-orang yang dipercaya yang telah berjalan bersama Tabligh bertahun-tahun.

Tidak akan berkumpul masjid dan kuburan (di satu tempat) dalam agama Islam. Akan tetapi, mereka ini karena kesufiannya, kebodohannya terhadap manhaj dakwah para nabi, jauh darinya dan meremehkannya, mereka menguburkan para gurunya di masjid, padahal para ulama telah mengatakan: bahwa shalat di dalam masjid yang ada kuburan atau beberapa kuburan, shalatnya tidak sah. Saya bertanya tentang hal ini kepada Syaikh Bin Bazz. Sebenarnya saya tahu tentang ini dan juga para Thalabul Ilmi bahwa shalat di dalam masjid yang ada satu kuburan atau beberapa kuburan, shalatnya tidak sah. Maka saya tanyakan kepada Syaikh Bin Bazz, agar hadirin mendengar jawabannya. Saya katakan: Apa pendapat anda, syaikh, tentang masjid yang ada kuburan di dalamnya, apakah sah shalat di dalamnya? Beliau menjawab: Tidak! Saya katakan: Di dalamnya ada banyak kuburan? Beliau mengatakan: Terlebih lagi demikian! Saya katakan: Kuburannya bukan di kiblat masjid, tapi di sebelah kiri dan kanannya? Beliau menjawab: Demikian juga, tetap tidak sah.
Saya katakan kepada beliau bahwa masjid induk atau markas induk tabligh di dalamnya ada beberapa kuburan? Maka beliau menjawab: Tetap shalatnya tidak sah!

Sangat disayangkan sekali, kelompok ini bergerak di dunia, tetapi beginilah keadaannya; tidak mengajak kepada tauhid, tidak membasmi syirik dan tidak membasmi jalan-jalan menuju kesyirikan. Mereka terus berjalan dengan melewati beberapa kurun dan generasi tetap dengan dakwah seperti ini. Tidak mau berbicara tentang tauhid, memerangi kesyirikan dan tidak membolehkan bagi para pengikutnya untuk melaksanakan kewajiban ini. Ini adalah suatu hal yang telah diketahui di kalangan mereka.

Maka kita meminta kepada mereka agar kembali kepada Allah dan mempelajari manhaj dakwah para nabi, mereka juga jama’ah yang lainnya.

Mengapa demikian wahai saudara-saudara? Karena kalau ada yang berdakwah mengajak kepada shalat, orang akan berkata: Silahkan! Tidak ada yang melarang, mereka tidak akan khawatir. Akan tetapi coba kalau mengatakan: Berdo’a kepada selain Allah adalah perbuatan syirik! Membangun kuburan haram hukumnya! Menyembelih untuk selain Allah adalah syirik! Maka mereka akan marah.

Ada seorang pemuda yang berkhuthbah di suatu masjid tentang persatuan, akhlak, perekonomian, dekadensi moral, dan yang lainnya. Orang-orang semuanya, masya Allah, berkumpul dan mendengarkannya. Kita katakan kepadanya: Ya akhi… jazakallahu khairan, khuthbah anda sangat baik, tetapi orang-orang yang ada di hadapanmu ini tidak mengenal tentang tauhid, mereka terjatuh dalam kesyirikan dan bid’ah, maka terangkan kepada mereka tentang manhaj dakwah para Nabi ‘alaihimush shalatu was salam! Maka ketika dia mulai berbicara, merekapun mulai bersungguh-sungguh. Ketika dia terus berbicara, merekapun semakin jengkel. Maka ketika yang ketiga kalinya ada sekelompok orang yang ada di masjid bangkit dan memukulinya! Maka dia datang kepadaku sambil menangis. Dia berkata: Aku habis bertengkar dengan mereka, mereka memukuliku! Maka aku katakan kepadanya: Sekarang engkau telah berjalan di atas manhaj dakwah para Nabi. Kalau engkau tetapi seperti dulu bertahun-tahun, engkau tidak akan berselisih dengan seorangpun. Dari sinilah kelompok yang ada ini bergerak, mereka memerangi bagian ini. Nabi bersabda:

أَشَدُّ النَّاسِ بَلاَءً الأَنْبِيَاء ثُمَّ اْلأّمْثَل فَاْلأَمْثَل
“Seberat-berat manusia diberi cobaan adalah para Nabi, kemudian yang selanjutnya dan kemudian yang selanjutnya.”

Karena mereka menghadapi berbagai gangguan yang hanya Allah yang tahu tentang kerasnya gangguan itu ketika mereka berdakwah kepada tauhid dan membasmi kesyirikan. Dari sinilah para da’i yang mengajak kepada tauhid dan membasmi syirik malah disakiti. Kalau dakwah Ikhwan dan Tabligh disenangi manusia karena meremehkan sisi ini. Tapi kalau aku berkhuthbah di masjid seperti ini, sedikit sekali yang mau mendengarku dan menerima dakwahku, kecuali orang-orang yang dikehendaki Allah. Kalau aku berdakwah mengajak shalat, mereka akan berkata: silahkan. Tapi kalau aku berdakwah untuk bertauhid dan memerangi kesyirikan, semuanya akan lari dan merasa asing. Inilah dakwah para Nabi.

Inilah dasarnya mengapa mereka menjadi manusia yang paling banyak ganngguannya. Sekarang para salafiyyun, para da’i kepada tauhid keadaan mereka dikaburkan oleh manusia. Karena banyaknya fitnah, kebohongan-kebohongan dan tuduhan dusta yang ditujukan kepada mereka. Mengapa? Karena mereka mengajak untuk mentauhidkan Allah!

Kelompok ini tidak bisa masuk ke dalam lapangan ini, karena mereka takut kepada sisi ini. Tetapi mereka akan ditanya di hadapan Allah. Demi Allah, telah datang kepada kami seseorang atau segolongan Tabligh di Benares, di sebuah rumah yang saya tempati dengan syaikh Shalih Al Iraqi. Mereka berkata: Kami dengar kalian datang, kami sangat senang, maka kami datang mengunjungi kalian agar kalian ikut bersama kami berdakwah kepada Allah. Dan tempat kami adalah masjid ini. Maka kami juga gembira dan mendatangi masjid itu, ternyata masjid itu tempat tarikat Berelwian. Mereka adalah para penyembah berhala dan sangat keterlaluan dalam penyembahan itu.


Mereka meyakini bahwa para wali bisa mengetahui perkara yang ghaib dan mengatur alam. Mereka membolehkan untuk bernadzar, menyembelih, sujud dan ruku’ kepada kuburan. Singkat kata: mereka adalah golongan penyembah berhala. Maka Syaikh Shalih pergi dan bersama kami ada seorang penerjemah, namanya Abdul Alim, sekarang dia ada di Rabithah Al Alam Islami. Kami bawa orang ini untuk menerjemahkan ucapan syaikh. Maka syaikh pun berbicara. Setiap selesai berbicara beliau melihat kepada penerjemah agar diterjemahkan. Maka penerjemah pun akan bergerak, maka ternyata pemimpin tabligh melihat dan berkata: Tunggu, saya yang akan menerjemahkan. Maka syaikh terus berbicara, tapi tidak ada seorangpun yang menerjemahkan. Hingga ceramahnya selesai. Ketika selesai acara itu dia mengucap salam dan malah pergi. Maka kami tetap di situ menunggu terjemah. Dia berkata: Saya ada keperluan, biar orang ini yang menerjemahkan. Maka kami shalat Isya’ sambil menunggu terjemahan ceramah itu, tapi tidak kunjung diterjemahkan. Maka saya temui lagi orang itu dan mengatakan: Ya akhi, kami datang ke tempat kalian ini bukan untuk main-main. Tapi kalian tadi meminta kepada kami untuk ikut serta bersama kalian berdakwah, maka kamipun datang menyambut ajakan kalian. Dan syaikh tadi telah berbicara. Ketika penerjemah akan menerjemah engkau malah melarangnya. Dan engkau menjanjikan akan menerjemahkannya, tapi engkau tidak lakukan sedikitpun. Maka dia berkata: Ya akhi, engkau tahu?! Masjid ini milik Khurafiyyin!! Kalau kita berbicara tentang tauhid, mereka akan mengusir kita dari masjid. Maka saya katakan: Ya akhi, apakah seperti ini dakwah para Nabi? Ya akhi, dakwah kalian sekarang menyebar di penjuru dunia. 
Kalian pergi ke Amerika, Iran dan Asia, kalian tidak dapati sedikitpun perlawanan selama-lamanya. Apakah seperti ini dakwah para Nabi? Semua manusia menerimanya dan menghormatinya? Dakwah para Nabi padanya ada pertempuran, darah, kesusahan-kesusahan dan lain-lain. Kalau engkau diusir dari suatu masjid, berdakwahlah di masjid lain atau di jalan-jalan atau di hotel-hotel. Katakan kalimat yang haq dan tinggalkan. Rasul saja diusir dari Mekkah karena sebab dakwah ini. Kemudian saya tanya sudah berapa lama dakwah ini berjalan? Dia berkata: Belum tiga puluh tahun. Saya katakan: Kalian telah menyebar di India, utara dan selatan. Dan engkau melihat fenomena kesyirikan di hadapanmu dan telah mati berjuta-juta orang. Sudah berapa juta orang yang mati selama itu dalam keadaan berada di atas kesesatan, kesyirikan dan bid’ah yang kalian sebarkan ini?! Dan engkau belum menerangkan hal itu kepada mereka! Apakah engkau tidak merasa kalau engkau akan ditanya di hadapan Allah karena engkau menyembunyikan kebenaran ini dan tidak menyampaikannya kepada para hamba Allah?! Diapun diam. Maka aku permisi dan keluar.

Mereka menyembunyikan kebenaran yang dinyatakan Al Qur`an. Dan mereka tidak menegakkan panji-panji tauhid dan tidak mau menyatakan peperangan kepada kesyirikan dan bid’ah. Mereka ini terkena ayat Allah:

إِنَّ الَّذِينَ يَكْتُمُونَ مَا أَنْزَلْنَا مِنَ الْبَيِّنَاتِ وَالْهُدَى مِنْ بَعْدِ مَا بَيَّنَّاهُ لِلنَّاسِ فِي الْكِتَابِ أُولَئِكَ يَلْعَنُهُمُ اللَّهُ وَيَلْعَنُهُمُ اللاَّعِنُونَ
“Sesungguhnya orang yang menyembunyikan apa yang telah Kami turunkan berupa keterangan-keterangan (yang jelas) dan petunjuk, setelah Kami menerangkan kepada manusia dalam Al Kitab, mereka itu dilaknati Allah dan dilaknati (pula) oleh semua (makhluk) yang dapat melaknati.” (Al Baqarah: 159).

Apa yang mereka dapati kalau mereka telah menyembunyikan kebenaran yang paling nyata?! Dan hal yang paling besar yang bukti-bukti itu berdiri di atasnya?! Bukti-bukti yang paling besar adalah ayat-ayat tauhid. Dakwah yang paling besar yang dilakukan para nabi dan Al Qur`an adalah tauhid. Dan yang paling jelek dan bahaya adalah syirik dan bid’ah. Al Qur`an dan Sunnah telah memeranginya. Kemudian mereka malah setuju dan bersama kesyirikan, bid’ah, dan para pendukungnya sampai mati. Berapa banyak orang yang mati di bawah panji ini dalam keadaan tidak tahu kebenaran tauhid selama itu?! Dan dalam keadaan tidak bisa membedakan antara tauhid dengan syirik?!

Kalau mereka tidak dihisab karena menyembunyikan ayat tauhid, maka siapa lagi yang dihisab?
Kita berharap kepada Allah agar menjadi orang yang menolong agama ini dan menasehati kaum muslimin. Dan agar Allah menjauhkan kita dari sifat menipu dalam agama, karena membiarkan bid’ah dan syirik adalah penipuan yang paling besar. Tidak ada penipuan yang bisa menyaingi penipuan ini. Kalau menipu manusia dalam perdagangan saja Rasulullah berlepas tangan, maka bagaimana lagi kalau menipu dalam agama? Bagaimana engkau bisa diam terhadap kesyirikan dan bid’ah?! Engkau merusak aqidah kaum muslimin dan masyarakat mereka. Kemudian engkau mengatakan: Kita semua kaum muslimin, bersaudara dan engkau tidak menerangkan mana yang haq dan mana yang batil?! Kita memohon kepada Allah agar Dia menjaga kita dari penyakit ini.” (Dari kaset Al Qaulul Baligh)


8. Syaikh Shalih bin Abdullah Al Abud hafidhahullah

Adapun tabligh… ketika Khilafah Utsmaniyyah runtuh bangkitlah firqah ini dengan pemikiran jama’ah ini, firqah tabligh. Dan mereka membuat dasar-dasar untuk para pengikutnya dengan nama “Ushulus Sittah” yang mereka dakwahkan manusia kepadanya. Dan di akhirnya mereka membai’at menurut empat macam tarekat sufi; Jistiyyah, Syahrawardiyyah, Naqsyabandiyah dan Matur… saya lupa yang keempat, yang jelas empat tarekat. Mereka dalam bidang aqidah adalah Maturidiyah atau Asy’ariyyah. Dan dalam pemahaman syahadat mereka, yaitu syahadat Laa Ilaaha Illallah dan Muhammad Rasulullah. Mereka tidak memahami maknanya kecuali bahwa: Tidak ada yang Kuasa untuk Mencipta dan Mengadakan serta Membuat kecuali Allah. Dan dalam memahami makna Muhammad Rasulullah, (mereka tidak memahaminya seperti yang kita fahami, yaitu membenarkan apa yang beliau sampaikan, mentaati apa yang beliau perintahkan, menjauhi apa yang beliau larang dan peringatkan dan Allah tidak diibadahi kecuali dengan apa yang beliau syariatkan). Pemahaman ini tidak ada di kalangan jama’ah tabligh, bahkan kadang-kadang mereka mengkultuskan individu-individu tertentu dan menyatakan mereka memiliki ‘Ishmah (tidak akan salah). Dan sampai-sampai bila para syaikhnya mati, mereka bangun di atas kuburannya bangunan-bangunan dalam masjid. Tabligh adalah firqah, tanpa perlu diragukan lagi. Karena menyelisihi firqatun Najiyah. Mereka memiliki manhaj khusus. Yang tidak ikut ke dalamnya tidak dianggap sebagai orang yang mendapat hidayah. Tabligh membagi manusia menjadi: Muhtadi (orang yang mendapat hidayah) dan manusia yang masih diharapkan mendapat hidayah (tim penggembira saja –pent). Golongan Muhtadi adalah yang telah masuk keseluruhan dalam tandhim (keorganisasian) dan firqah mereka. Dan yang non Muhtadi, tidak termasuk golongan mereka walaupun dia imam kaum muslimin. Ini dalam pemahaman mereka.

Ikhwanul Muslimin juga demikian, yang termasuk tandhim mereka adalah Ikhwanul Muslimin dan yang tidak masuk, maka bukan Ikhwanul Muslimin walaupun orang itu adalah alim dalam Islam. Cukup sikap ta’ashshub ini menjadi dalil bahwa mereka telah mengeluarkan diri-diri mereka sendiri dari jama’ah kaum muslimin. Karena jama’ah kaum muslimin tidak menganggap bahwa hidayah hanya sampai kepada mereka saja. Dan manhaj mereka adalah manhaj yang paling luas, karena mereka tidak mencap setiap orang yang tidak sefaham dengan mereka sebagai orang kafir. Tapi mereka masih mengakui bahwa mereka adalah kaum muslimin dan mengharapkan agar dia mendapat hidayah. Meskipun orang itu mengkafirkan mereka, mereka tetap tidak membalasnya dengan mengkafirkannya pula. Maka manhaj Firqatun Najiyah adalah manhaj yang paling luas dalam hal ini. Wallahu A’lam. (Semua fatwa ini diambil dari kaset Al Qaulul Baligh ‘ala Dzammi Jama’atit Tabligh)


9. Syaikh Muqbil bin Hadi Al Wadi’i hafidhahullah

Setelah membawakan pendirian beliau terhadap Ikhwanul Muslimin beliau berkata: “Adapun Jama’ah tabligh, silakan engkau membaca apa yang dituturkan syaikh Muhammad bin Abdul Wahab Al Washshabi, ia berkata:

1. Mereka mengamalkan hadits-hadits dla’if (lemah) bahkan maudlu’ (palsu) serta Laa Ashla Lahu (tidak ada asalnya).

2. Tauhid mereka penuh dengan bid’ah, bahkan dakwah mereka berdasarkan bid’ah. Karena dakwah mereka berdasarkan Al Faqra (kefakiran) yaitu khuruj (keluar). Dan ini diharuskan di setiap bulan 3 hari, setiap tahun 40 hari dan seumur hidup 4 bulan, dan setiap pekan 2 jaulah… jaulah pertama di Masjid yang didirikan shalat padanya dan yang kedua berpindah-pindah. Di setiap hari ada 2 halaqah, halaqah pertama di masjid yang didirikan shalat padanya, yang kedua di rumah. Mereka tidak senang kepada seseorang kecuali bila dia mengikuti mereka. Tidak diragukan lagi bahwa ini adalah bid’ah dalam agama yang tidak diperbolehkan Allah Ta’ala.

3. Mereka berpendapat bahwa dakwah kepada tauhid akan memecah belah ummat saja.

4. Mereka berpendapat bahwa dakwah kepada sunnah juga memecah belah ummat.

5. Pemimpin mereka berkata dengan tegas bahwa: Bid’ah yang bisa mengumpulkan manusia lebih baik daripada sunnah yang memecah belah manusia.

6. Mereka menyuruh manusia untuk tidak menuntut ilmu yang bermanfaat secara isyarat atau terang-terangan.

7. Mereka berpendapat bahwa manusia tidak bisa selamat kecuali dengan cara mereka. Dan mereka membuat permisalan dengan perahu Nabi Nuh ‘alaihis salam, siapa yang naik akan selamat dan siapa yang enggan akan hancur. Mereka berkata: “Sesungguhnya dakwah kita seperti perahu Nabi Nuh.” Ini saya dengar dengan telinga saya sendiri di Urdun (Yordania –ed) dan Yaman.

8. Mereka tidak menaruh perhatian terhadap tauhid Uluhiyyah dan Asma` was Sifat.

9. Mereka tidak mau menuntut ilmu dan berpendapat bahwa waktu yang digunakan untuk itu hanya sia-sia belaka.” 

(Dinukil dari kutaib Hadzihi Da’watuna wa ‘Aqidatuna, Syaikh Muqbil bin Hadi al Wadi’i hafidhahullah hal. 15-17)
"

Tuesday 23 October 2007

Mudahnya ikut sana dan sini, susahnya ikut sunnah!!

Mudahnya ikut sana dan sini, susahnya ikut sunnah!!

 Dengan nama Allah yang maha pemurah lagi maha penyayang
  
Assalamualaikum wbh

 Lama sungguh tidak menulis di Laman Emjay dan akhir sekali ialah pada 5 Oktober lalu. Ini bermakna sudah 18 hari tidak menulis. Maklumlah bulan puasa dan Syawal ini adalah masa yang sibuk.

Walau pun tidak menulis artikel, namun sebenarnya saya tetap perlu membuka Laman Emjay hampir setiap hari untuk melihat dan membalas berbagai Reply dari pembaca sekelian.

Pada permulaan usia Laman Emjay dahulu, memang saya mudah naik suhu bila setengah pembaca memarahi saya di atas artikel yang saya tulis seperti aura chakra kuasa minda CVT reiki keris puaka tangkal surah Yaasin dan sebagainya. Lama kelamaan saya sudah alah bisa tegal biasa dengan kutukan pembaca seperti ini.

Sebenarnya hasrat saya untuk menyedarkan umat Islam yang tersasar sudah mula berkesan apabila reaksi pembaca yang membacanya naik marah dengan penulisan saya. Manusia memang begitu sukar menerima perubahan walaupun perubahan tersebut adalah sebenarnya baik dan menguntungkan mereka. Antijumudpencen (semoga beliau terus diberikan taufik  hidayah dan rahmat dari Allah) yang sebelumnya menggunakan nama antijumud memang begitu marah dan benci dengan penulisan saya apabila beliau mula membaca artikel-artikel saya.  Alhamdulillah kini antijumudpencen sudah menjadi antara hulubalang saya menentang kemungkaran. 

Berikut adalah antara komen dari antijumud dahulu:
Bomoh dan mj sama2 sesat pada pandangan saya..... bomoh tu syirik dan mj tu sesat jalan sebab terlalu pandai dari ulama besar dunia. 5 tahun lagi blog ni dibiarkan...mungkin mj dah jd imam mahdi kot hehehehe 

Ini orang yang sesat bagaikan DAJJAL... yang berpura-pura membawa umat kepada kebaikan tetapi akhirnya menyesatkan jauh dari landasan hidup Islam yang sebenarnya
sekali lagi DOL MJ meng"confirm"kan orang masuk neraka... APA NERAKA SYURGA NI BAPAK KO PUNYER KE DOL???? hahaahaha mmg SAMDOL BETUL LA KO NI.... Baru belajar ilmu tauhid dah belagak jadi perintis "tareqat" WAHABI. Tunjukkan la muka ko Dol kalau ko berani... kecut nak mampus la ko ni.... barua punya mamat.... pokemon punya doraemon. Nampak sangat ilmu FIZIK tak belajar..tu la sapa suruh tido dalam kelas masa cikgu mengajar??? kan dah dapat gred 9... TAK YAH NAK COPY PASTE ilmu lain masuk sini la DOL... WAHABI perlu dibanteras sampai ke akar umbi... tangkap dan sula je. hahahha... merapu betul orang tua ni.

Pernah satu ketika dahulu seorang pelajar wanita di UTM marah sungguh kepada saya apabila saya mengatakan dalam satu ceramah saya bahawa orang di Malaysia cukup gembira apabila anak mereka telah khatam baca Al Quran seolah-olah sudah sempurna imannya sedangkan apa yang Allah ingini ialah membaca dengan erti kata sebenar iaitu memahaminya dan seterusnya beramal dengannya. Namun alhamdulillah pelajar ini kini telah menjadai pelajar kesayangan saya dan telah banyak belajar dari saya.

Saya pun mulai sedar bahawa satu ketika dahulu apabila saya ditegur atas perbagai perkara, ia akan dimulai dengan perasaan berbuku di hati. Namun setelah menimbang semula teguran arwah guru tersebut, alhamdulillah saya mengambil keputusan bahawa teguran tersebut adalah sebenarnya satu rahmat bagi saya.

Satu ketika dahulu setelah berpindah ke rumah baru yang saya diami sekarang, saya telah menubuhkan dan menjadi kepala majlis marhaban di bulan Syawal di kawasan kediaman saya ini. Ia berlaku pada awal 1990 dahulu. Apabila ditegur bahawa acara marhaban ini menyalahi agama Islam, memang marah juga saya kepada arwah guru maklumlah acara ini sudah diamalkan di Malaysia untuk sekian lama dan tidak ada pun manusia sebelum ini yang menegur bahawa amalan marhaban ini adalah salah di sisi Islam. Lama juga saya mengambil pendekatan memberontak atas teguran arwah guru tersebut. Namun atas sikap ingin menyiasat kedudukan sebenar perkara ini, saya pun membeli buku terjemahan berzanji di kedai buku Angsana dan setelah mengkajinya, alhamdulillah eureka memang buku berzanji ini mengandungi unsur mensyirikkan Allah kerana mengagungkan Nabi Muhamad dan berdoa kepadanya. Kita sebagai hamba Allah hanya dibenarkan berharap dan berdoa kepada Allah sahaja.

Agama Islam adalah agama yang paling mudah untuk di anuti di dunia ini kerana panduan dan bimbingannya adalah lengkap diperturunkan di dalam Al Quran, Al Hadis dan perbagai kitab yang begitu banyak ditulis seperti oleh Ibnu Qayyim, Imam Syafiee dsbnya. Segala undang-undang untuk manfaat manusia telah sedia Allah perjelaskan melalui nabinya seperti:
  1. Ibadah ; seperti solat, puasa, zakat dan haji.
  2. Adab dan akhlak ; seperti jujur, menepati janji dan amanah.
  3. Muamalah ; seperti jual beli.
  4. Hubungan kekeluargaan ; seperti nikah, talak, dan faraid.
  5. Hukuman jenayah ;  seperti qisas dan hadd.
Sekiranya semua undang-undang dan hukum ini dilaksanakan, insya Allah perbagai rahmat dikurniakan oleh Allah sebagaimana tiada atau sedikit orang mencuri dan hisap dadah di Arab Saudi. Namun hakikatnya ramai manusia merasakan pemikiran mereka lebih hebat dari Allah maka dengan itu undang-undang dan hukum dari Allah telah diubah dan digantikan dengan hukum dan pemikiran mereka dan timbullah undang-undang kalau berzina kena denda RM1000.  

Mengenai cantiknya agama Islam ini, Allah telah sebutkan di dalam Al Quran surah Al Maaidah ayat 3.
Aku telah sempurnakan bagi kamu agama kamu, dan Aku telah cukupkan nikmatKu kepada kamu, dan Aku telah redhakan Islam itu menjadi agama untuk kamu. 

Walaupun hakikatnya Islam telah sempurna, namun ramai umat Islam merasakan bahawa apa yang disampaikan oleh Nabi Muhamad masih belum sempurna dan perlu ditambah lagi dan akibatnya ramai yang menambah syariaat di dlam hal ehwal agama Islam dan timbullah perbagai amalan baru termasuklah amalan bertareqat. Berbagai amalan yang tidak pernah Nabi lakukan dijadikan syariaat di dalam amalan perbagai tareqat ini termasuk tareqat yang masih berkembang walau pun diharamkan seperti  tareqat Al Arqam dan Naqsyabandiah. Tambah menjadi mushkil apabila ada mufti yang juga bertareqat.

Imam Syafiee berkata: Sesiapa yang melakukan istihsan (menyangka baik satu-satu amalan) bererti ia telah membuat satu syariaat dan sesiapa yang membuat syariaat bererti ia sudah kafir (ar risalah)
Tiada sesiapa pun yang berani menghalang orang beramal untuk berbakti kepada Allah selama amalan tersebut termasuk dalam peraturan yang disyariaatkan oleh rasul SAW kerana rasullullah diutus adalah untuk membetulkan cara akidah dan ibadah untuk berhubungan dengan Tuhan. Apabila tidak ada panduan maka manusia akan mengadakan cara mereka sendiri untuk mendekatkan diri kepada Allah menurut nafsunya dan dengan itu datanglah iblis membantunya dengan halus sehingga manusia terseleweng jauh dari pimpinan Allah dan Rasulnya. Inilah yang telah disebutkan Allah dalam AlQuran Al Kahfi:104 , (Iaitu) orang-orang Yang telah sia-sia amal usahanya Dalam kehidupan dunia ini, sedang mereka menyangka bahawa mereka sentiasa betul dan baik pada apa sahaja Yang mereka lakukan".

Fahami dan hayatilah hadis dari Bukhari berikut mafhumnya:
Telah berkunjung tiga orang kerumah isteri-isteri Nabi SAW untuk memnanyakan betapa ibadah Nabi SAW, manakala diceritakankepada mereka, mereka pun seolah-olah memperkecilkan ibadah Nabi SAW itu. Mereka berkata sesama sendiri: “Apa bezanya kita dengan Nabi SAW ini sedang dia diampuni Allah dosanya yang lalu dan kemudian”. Seorang antara mereka berkata: “Saya sembahyang malam selama-lamanya”. Berkata pula yang lain: “Saya tetap berpuasa sepanjang masa dengan tidak berbuka ” dan berkata pula yang lain: “saya tetap menjauhi perempuan, saya tidak mengahwini perempuan selama-lamanya”. Lalu rasulullah saw sampai dan bersabda: “Apakah kamu yang mengatakan begini dan begitu tadi?. Demi Allah sayalah sesungguhnya orang yang paling takut dan paling taqwa kepada Allah antara kamu semua tetapi saya berpuasa dan saya berbuka, saya sembahyang dan saya tidur dan saya mengahwini perempuan, oleh itu siapa sahaja yang tidak suka pada sunnahku maka bukanlah ia dari golonganku”.

Begitulah manusia apabila mereka tidak mengikut panduan Islam dan mengikut sahaja panduan dari hawa nafsu mereka, mereka akan menghasilkan perbagai syariaat yang baru. Dengannya timbullah tareqat, maulid Nabi, tahlilal dsbnya. Tidak cukup dengan syariaat baru ini, apabila melihat kaum Cina melakukan dan mengamalkan hari Cheng Beng iaitu hari untuk mengenang arwah lalu pergi ke kubur untuk membersihkan kuburan, bersembahyang untuk arwah, keluarga berkumpul, mengirim perbagai bahan kepada arwah melalui membakar duit kertas dan pelbagai alat lain seperti kereta dan pakaian kertas, kini orang Islam juga mengamalkannya dengan mengadakan hari tertentu untuk ke kubur termasuk pada hari raya aidilfitri dan hari hol sebagaimana di Johor. Islam sebenarnya menggalakkan untuk kekubur sebagai pendidikan agar mengingatkan kematian di samping berdoa untuk mereka yang berada di dalam kubur tetapi Islam tidak menentukan hari-hari tertentu untuk ke kubur. Elakkan amalan mirip hari Cheng Beng kaum Cina.

Apabila dilihat kaum hindu menyambut hari depavali (hari cahaya) memasang perbagai pelita, umat Islam pun mengambil dan meniru amalan ini seolah-olah ia telah menjadi satu syariaat segolongan orang Islam untuk memasang pelita pada hari aidilfitri.

Bersedia dengan perbagai pelita dan menyambut hari 7 likur pada bulan ramadhan adalah sebahagian amalan Hindu tetapi seolah-olah ia telah menjadi satu syariaat di bulan Ramadhan di Malaysia.

Orang Cina menyambut tahun baru mereka dengan membakar mercun dengan harapan untuk menghalau roh-roh (tenaga) jahat namun ia juga telah diterapkan di kalangan sebahagian penduduk Islam seolah-olah telah menjadi syariaat dalam menyambut aidilfitri.

Apabila melihat kaum Cina mengamalkan pemberian ang pau kepada kanak-kanak di hari raya mereka, umat Islam di Malaysia kini juga menjadikan amalan ini seolah-olah satu syariaat dalam menyambut aidilfitri. Ingatlah pesanan imam Syafiee diatas!. (Sesiapa yang melakukan istihsan (menyangka baik satu-satu amalan) bererti ia telah membuat satu syariaat dan sesiapa yang membuat syariaat bererti ia sudah kafir (ar risalah)). Memanglah Islam menggalakkan berzakat dan bersedekah tetapi galakan ini telah disempurnakan dengan panduannya dan Islam telah menetapkan asnaf yang layak untuk menerima zakat dan sedekah. Adakah anak buah yang beribubapakan doktor dan jurutera layak menerima duit raya seorang RM10?? Apa rasionalnya memberikan duit hari raya kepada anak buah yang tidak termasuk di dalam 8 asnaf sebagaimana panduan di dalam Islam?

Amat malang sekali ramai umat Islam beria-ia sekali untuk menyediakan duit raya sehingga RM300 dan ada yang RM500 atau lebih tetapi masih berhutang zakat wang simpanan, barang kemas dan imfak gaji bulanan. Ada yang sangat berkira untuk membuat aqiqah untuk anak pada hari ke tujuh kelahiran tetapi amat pemurah untuk memberikan duit raya. Ada yang sangat kedekut untuk memberikan sedekah jariah untuk membina madrasah atau masjid tetapi begitu pemurah untuk menghulur duit raya!!

Islam adalah sudah sempurna dan sangat jelas panduannya, ikutilah sahaja dan janganlah membuat syariaat baru. Syariaat yang baru adalah bidah dan setiap bidah adalah sesat dan setiap yang sesat adalah neraka (kullu bidaatin dhallalah ..... finnar).

Menyangka memberikan duit raya kepada kanak-kanak adalah baik adalah dikhuatiri sudah termasuk di dalam pesanan imam Syafiee iaitu Sesiapa yang melakukan istihsan (menyangka baik satu-satu amalan) bererti ia telah membuat satu syariaat dan sesiapa yang membuat syariaat bererti ia sudah kafir (ar risalah). Sebenarnya amalan memberikan duit raya kepada kanak-kanak di aidilfitri lebih banyak membawa keburukan dari kebaikan dan antara keburukan tersebut ialah:

  1. Kanak-kanak pandai berbelanja besar selepas musim raya seperti untuk membeli mainan komputer, mp3 / mp4 player atau video game atau untuk membeli hand phone. Perkara ini seterusnya akan mengundang pelbagai masalah.
  2. Kanak-kanak banyak menghabiskan masa di cyber cafe bermain komputer dan amalan tidak sihat lain termasuk menonton bahan lucah
  3. Boleh belajar membeli dan menghisap rokok
  4. Boleh belajar membeli dan menghidu gam
  5. Boleh membeli lebih banyak mercun dan bunga api - latihan penting membazir wang
  6. Menonton wayang bersama rakan atau girlfriend
  7. Bermain judi secara kecil-kecilan seperti bermain tikam-tikam di kedai.
  8. Membazirkan wang dengan membeli perbagai permainan  termasuk kereta remote  control
  9. Menimbulkan budaya meminta sedekah di kalangan kanak-kanak di hari raya.
  10. Menjadikan satu industri menguntungkan kepada ibu bapa yang kekeringan selepas hari raya dengan menghantar anak-anak memungut duit raya di kawasan perumahan.
  11. Menjadikan suasana hari raya satu hari yang membebankan kepada keluarga yang agak berada kerana kerap diganggu kanak-kanak yang ingin memungut duit raya.   
Sekian untuk kali ini. 

Maaf di atas segala kesilapan saya
Wassalam wallahu'alam

Emjay

Friday 5 October 2007

Petua MENAMBAT HATI SUAMI

Petua MENAMBAT HATI SUAMI

Dengan nama Allah yang Maha Pemurah Lagi Maha Penyayang

Assalamualaikum wbh

Apa khabar semua pembaca Laman Emjay. Bulan Puasa dah semakin memasuki penghujung Ramadhan. Semoga amalan sdr di bulan Ramadhan ini diterima Allah dan dihapuskan segala dosa.

Sudah lama saya tidak menulis dan tulisan saya terakhir adalah pada 24 September lalu. Hari ini sudah 5 Oktober. Kerja dipejabat agak banyak untuk disempurnakan dan waktu malam dibulan puasa ini saya tidak membuka pun Laman emjay di rumah.

Sudah lama saya menulis artikel-artikel yang hevyweight dan insyaAllah kali ini saya ingin menulis sesuatu yang digemari  ramai  iaitu petua berkaitan  suami isteri.

Dalam sebulan dua ini, atas urusan rasmi saya dipertemukan dengan satu hamba Allah seorang wanita muda yang baru setahun lebih bersuami. Anak baru seorang dan masih kecil. Pertemuan saya yang pertama dengan hamba Allah yang saya namakan Asiah ini pada waktu itu beliau bermake up. Saya seperti biasa memang suka busy body dan menegurnya dengan tujuan agar Allah menambah rahmat ke atasnya. Alhamdulillah pada pertemuan berikutnya, Asiah tidak lagi bermake up. Semenjak pertemuan kedua, Asiah bertambah rapat dengan saya dan saya memulakan proses membimbing dan berdakwah. Saya mula mencampuri urusan keluarga termasuk anak, suami dan keluarganya. Macam-macam cerita keluar dari mulut Asiah.

Asiah semakin percaya dengan saya dan tiba-tiba pada suatu hari telefon saya berbunyi. Dihujung talian, kedengaran suara Asiah sedang menangis beria-ia sambil menceritakan pergaduhannya dengan suami. Perkara paling meruncing ialah hasrat sang suami yang mengugut hendak kahwin lain. Melalui telefon, alhamdulillah sempat juga saya menasihati Asiah agar bersabar dan jangan lari meninggalkan suami. Begitulah, perkahwinan belum sampai setahun setengah, berbagai pergaduhan antara Asiah dengan suaminya.

Pada pertemuan antara saya dengan Asiah berikutnya,  panjanglah ceramah saya untuk membimbing Asiah ini.  Berikut adalah antara intipati nasihat saya:

1. Asiah teramat suka makan kobis. Keturunannya semua sangat suka makan kobis. Asiah dan keluarganya (perempuan) menghadapi masalah keturunan keputihan yang serius. Saya menjelaskan kepada Asiah bahawa keputihan bukanlah penyakit keturunan tetapi adalah kesan dan akibat gemar memakan kobis. Sila baca artikel saya berkenaan kobis ini di http://laman-emjay.blogspot.com/2006/11/jangan-makan-kubis-bulat.html

2. Asiah menghadapi masalah untuk melayan suaminya dari segi hubungan kelamin. Kerap kali ia menolaknya kerana tidak berupaya untuk melakukannya. Saya menjelaskan bahawa orang yang mengidap keputihan serius memang menghadapi masalah untuk melayan suami dari aspek hubungan kelamin.

Masalah sang isteri sukar untuk melayan suami di bilik tidur berdasarkan pengalaman saya memang semakin lumrah bagi pasangan Melayu pada masa kini. Isteri yang kerap makan jeruk kering (seperti asam boi), jeruk basah, junk food, jambu batu dan kubis insyaAllah bakal menghadapi masalah untuk melayan suami.

Saya mengajarkan satu ilmu yang dititipkan oleh arwah guru saya dahulu sebagai panduan isteri untuk menambat hati sang suami iaitu:

1. Jaga mulut suami. Maksudnya ialah jagalah makan minum sang suami. Kenyang perut senang hati.

2. Jaga kemaluan suami. Maksudnya ialah berilah makan kemaluan suami secukupnya. Islam juga mengharamkan dan melaknat si isteri yang menolak permintaan suami untuk berjimak. Jikalau disemak hadis, ada hadis yang menyuruh isteri melayan suami walaupun sedang menunggang unta. Bab jaga mulut suami iaitu menyediakan makanan dan minuman suami adalah lebih mudah kerana kalau tidak pandai masak, boleh saja membeli makanan di restoran. Namun sekiranya makanan kemaluan suami tidak mencukupi, dimana nak cari ganti?? Ramai suami hari ini pergi kerja waktu pagi bagai kucing kelaparan. Bila ini berlaku, mulalah semua kerja asyik tidak betul. Pernah saya diberitahu oleh seorang hamba Allah, si isteri hanya melayan suaminya sekali dalam tempuh dua hingga tiga bulan walau pun pasangan ini baru berkahwin!!

Dalam bab menjaga kemaluan suami ini, ramai isteri melakukan kesilapan dengan tidak melayan kemaluan suaminya sewaktu haid dan sewaktu pantang beranak. Ada suami yang kuat nafsu yang mengingini dilayan kerap kemaluannya dan ada yang tidak begitu agresif. Apatah lagi kalau suami ini masih muda. Ada suami yang tidak mampu bertahan dan merasakan tempuh seminggu haid sebagai tempuh yang sangat lama. Kalau seminggu sudah tidak mampu bertahan, inikan pula berpantang lebih 40 hari sewaktu isteri beranak!!

Di dalam pertemuan ini, saya menasihatkan Asiah agar melayan juga suaminya pada kedua-dua waktu ini. Islam hanya mengharamkan berjimak sewaktu haid dan nifas tetapi Islam tidak melarang isteri melayan kemaluan suami. Saya menasihatkan Asiah membeli satu seluar dalam yang ketat yang macam seluar pendek untuk dipakainya bersama pad haid untuk kegunaan memuaskan nafsu suami. Saya menasihatkan Asiah untuk melakukan apa sahaja selain memasukkan ke vagina atau lubang dubur kerana ini ditegah dan haram. Lakukanlah apa sahaja asalkan air mani suami keluar, dan itu yang penting. Bila dah keluar mani tu, legalah sang suami.

Apa yang penting ialah puaskanlah nafsu suami kerana adalah bahaya seorang suami yang lapar kemaluannya. Suami dalam keadaan ini sangat sensitif dan kuat marah dan mungkin beliau akan marah tak tentu pasal. Kalau sang suami melancap untuk memuaskan nafsunya kerana tidak cukup makan, ini adalah haram dan bakal mengundang pelbagai masalah lain sebagai musibah dari Allah dan pastinya si isteri juga mendapat saham dosa. Yang haram ialah suami mengeluarkan air maninya sendiri tetapi adalah satu ibadah apabila isteri mengeluarkan air mani suaminya.

3. Jagalah minatnya. Kalau suami suka bertukang, janganlah suruh tukar minatnya ini. Lebih baik lagi kalau sang isteri juga turut belajar bertukang. Kalau suami suka menulis, fahamilah dan sokonglah. Kalau suami gemar baju warna biru, janganlah diberikan baju warna merah. Yang penting di sini ialah isteri jangan sekali-kali menentang minat sang suami ini. Tetapi apa yang penting di sini ialah berikanlah sokongan ke atas minat suami ini sekiranya minat ini tidak bercanggah dengan agama seperti merokok.

Dengan menguasai ketiga-tiga ilmu ini, seorang suami bakal menjadi suami yang bertimbang rasa, pemurah, sabar dan perkara-perkara positif lain.

Alhamdulillah Asiah dapat menerapkan 3 ilmu ini tetapi timbul pula satu masalah baru sewaktu saya menemuinya baru-baru ini. Suaminya menyuruh sang isteri bercuti pada hari jumaat semata-mata untuk melayan nafsunya.

Ilmu yang saya kongsikan di atas kelihatan sangat mudah namun persoalannya ialah adakah ianya mudah untuk dilakukan oleh sang isteri?? Kalau menurut saya jawapannya ialah SUSAH!. Mengapa susah? Jawapannya ialah walaupun ilmu ini kelihatan mudah, namun seandainya Allah tidak mengizinkannya, tetap ia tidak akan terlaksana!!! Ramai para isteri yang mengamalkan ilmu ini tidak menyertakannya dengan meningkatkan ilmu dan amalan agama. Sekiranya ilmu ini di amalkan serentak dengan peningkatan amalan agama sebagaimana dituntut Islam, insyaAllah ketiga-tiga ilmu ini menjadi mudah untuk diamalkan.

Bayangkan seorang isteri yang ingin mengamalkan  3 ilmu ini namun sang isteri ini kerap melakukan perkara berikut:
1. Tidak menghormati suami
2. Bersangka buruk terhadap suami
3. Membenci poligami
4. Memarahi dan mengherdik suami
5. Menyangka sama taraf dengan suami kerana masing-masing bekerja dan ada gaji
6. Melayani dan mengutamakan anak melebihi dari melayani suami

Allah tidak memberikan sesuatu rahmat secara percuma. Setiap rahmat Allah memerlukan pengorbanan dari pada isteri. Korbankanlah  segala sikap negatif semoga Allah memberikan rahmatNya dan seterusnya mudah mengamalkan 3 ilmu ini dan seterusnya dapat menawan hati sang suami.

Wahai para isteri, ingatlah bahawa hanya dengan taat kepada suami, Allah SWT mengizinkan memasuki syurgaNya melalui mana-mana pintu!

Sekian untuk kali ini, wassalam wallahuaqlam

Emjay