Makluman

Laman perkongsian ilmu, pemurnian akidah, membanteras perbomohan, tolong menolong dan perubatan alternatif menurut Islam dan tradisional untuk mencari redha Allah SWT
Free Image Hosting

السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ pembaca mukmin sekelian

.
بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ

Selamat datang ke Laman Emjay. Selamat membaca dan semoga Allah memberikan taufik, hidayah, rahmat dan berkat kepada para pembaca sekelian.

Aku telah tinggalkan pada kamu dua perkara. Kamu tidak akan sesat selama berpegang kepada keduanya, (iaitu) Kitab Allah dan Sunnah Rasul-Nya.

Wednesday, 4 April 2007

ARTIKEL-ARTIKEL BERKAITAN MAULID NABI

ARTIKEL-ARTIKEL BERKAITAN MAULID NABI





Diantara sekian kerusakan perayaan Maulid Nabi


Dikirim oleh webmaster, Kamis 29 Mac 2007, kategori Aqidah


Penulis: Buletin Dakwah AT-TASHFIYYAH, Surabaya Edisi 15/Robi’ul Awal


Di dalam kitab beliau, Minhaj Al-Firqoh An-Najiyah wat Thoifah Al-Manshuroh, Asy-Syaikh Muhammad bin Jamil Zainu menjelaskan kerusakan dan penyimpangan acara peringatan Maulid Nabi. Di antaranya adalah sebagai berikut:


Pertama: Kebanyakan orang-orang yang mengadakan peringatan Maulid terjatuh pada perbuatan syirik, yakni ketika mereka menyanyikan bait-bait syair (nasyid-nasyid atau qosidah) pujian kepada Rasulullah dalam acara itu (yang sering di sebut sholawatan). Mereka mengatakan:


يا رسول الله غوثا و مدد يا رسول الله عليك المعتمد

يا رسول الله فرج كربنا ما رآك الكرْبُ إلا و شرَد



“Wahai Rasulullah, berilah kami pertolongan dan bantuan.

Wahai Rasulullah, engkaulah sandaran kami.

Wahai Rasulullah, hilangkanlah derita kami.

Tiadalah derita itu melihatmu, kecuali ia akan melarikan diri. “


Sungguh, seandainya saja Rasulullah shallalahu ‘alaihi wasallam hidup dan mendengar nyanyian tersebut, tentu beliau akan menghukuminya dengan syirik besar (bahkan beliau pasti akan melarang mereka dari perbuatan tersebut). Mengapa? Karena pemberian pertolongan, tempat sandaran dan pembebasan dari
segala derita hanyalah Allah Ta’ala saja.


Allah Ta’ala berfirman:


أَمَّنْ يُجِيبُ الْمُضْطَرَّ إِذَا دَعَاهُ وَيَكْشِفُ السُّوءَ

“Atau siapakah yang memperkenankan (doa) orang yang dalam kesulitan apabila ia berdoa kepada-Nya, dan (siapakah pula) yang menghilangkan kesusahan….”(QS.An-Naml: 62).


Allah Ta’ala memerintahkan Rasulullah shollahu ‘alaihi wa sallam agar menyampaikan kepada segenap manusia:


قُلْ إِنِّي لا أَمْلِكُ لَكُمْ ضَرًّا وَلا رَشَدًا

“Katakanlah (Wahai Muhammad): “Sesungguhnya aku tidak kuasa mendatangkan suatu kemudharatan pun kepadamu dan tidak pula suatu kemanfaatan….” (QS. Al-Jin: 21).

Bahkan Nabi Muhammad shollahu ‘alaihi wa sallam sendiripun bersabda (dalam rangka memberi nasehat kepada Ibnu Abbas radhiyallahu ‘anhuma dan juga umat beliau lainnya):



إِذَا سَأَلْتَ فَسْأَلِ اللَّهَ ، وَإِذَا اسْتَعَنْتَ فَاسْتَعِنْ بِاللَّهِ


“Bila engkau meminta, mintalah kepada Allah. Dan apabila engkau meminta pertolongan, maka mintalah pertolongan kepada Allah). “ HR. At-Tirmidzi, danbeliau berkata: “Hadits ini Hasan Shohih”).                      Baca seterusnya





Perayaan Maulid Nabi dalam Sorotan


Dikirim oleh webmaster, Kamis 29 Maret 2007, kategori Aqidah


Penulis: Al Ustadz Ja'far Shalih


Hari itu istri-istri Nabi Shallallahu 'alaihi wasallam kedatangan tiga shahabat menanyakan perihal ibadah Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam. Sesampainya mereka disana diceritakanlah kepada mereka seperti apa ibadah Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam, selesai mereka menyimak keterangan para pendamping Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam seolah-olah mereka masih menganggapnya belum seberapa. Maka berkatalah salah seorang dari mereka; "Saya akan shalat malam selama-lamanya". Kata yang kedua; "Kalau saya, saya akan berpuasa dan tidak berbuka". Yang terakhir menyela; "Dan saya, saya akan menjauhi wanita-wanita dan tidak akan menikah".   Baca seterusnya





Hukum Memperingati Maulid Nabi


Dikirim oleh webmaster, Kamis 29 Maret 2007, kategori Aqidah


Penulis: Asy-Syaikh Abdul Aziz bin Abdullah bin Baaz rahimahullah


 Sungguh banyak sekali pertanyaan yang diajukan oleh kebanyakan kaum muslimim tentang hukum memperingati Maulid Nabi Muhammad sholallahu ‘alahi wa sallam dan hukum mengadakannya setiap kelahiran beliau.

Adapun jawabannya adalah : TIDAK BOLEH merayakan peringatan maulid nabi karena hal itu termasuk bid’ah yang diada-adakan dalam agama ini, karena Rasulullah tidak pernah merayakannya, tidak pula para Khulafaur Rasyidin dan para Sahabat, serta tidak pula para tabi’in pada masa yang utama, sedangkan mereka adalah manusia yang paling mengerti dengan As-Sunnah, paling cinta kepada Rasulullah, dan paling ittiba’ kepada syari’at beliau dari pada orang–orang sesudah mereka.   Baca seterusnya





Persatuan Ulama Malaysia Online


Sejarah Sambutan Maulidur Rasul Tarikh: 4/12/2006 12:56:40 PM


Perayaan Maulidur rasul telah diasaskan oleh kerajaan Fatimiah di Mesir. Kerajaan Fatimah telah merayakan perayaan ini secara besar-besaran. Bukan hanya hari jadi Rasulullah saw sahaja yang dirayakan, tetapi juga ahli keluarga Nabi saw seperti Zainab, Hassan, Hussain (r.a.). juga dirayakan. Bahkan mereka juga
merayakan kelahiran Nabi Isa as.


Walaubagaimanapun, semua perayaan ini telah dihentikan pada tahun 488 atas perintah Perdana Menteri al-Afdal Shahindah pada ketika itu yang berpegang kuat pada sunnah seperti tercatit di dalam buku Al-Kamel, karangan Ibnu Al-Atheer. Masyarakat berhenti merayakannya sehingga Al-Ma’moon Al-Bataani memegang kuasa kerajaan. Beliau telah yang memulakan kembali perayaan yang telah dihentikan sebelum itu.  Baca seterusnya




Sekian wassalam wallahualam

Emjay


18 comments:

  1. Apa ini katakan bahawa Mawlid itu shirik?
    Mawlid itu memuji dan mengagungkan NABI s.a.w
    Jika kamu berkata bahawa Mawlid itu shirik...kamu adalah WAHABI

    ReplyDelete
  2. Assalamualaikum wbh nash697

    Semua artikel di atas bukan saya yang menulis dan aya hanya copy pastenya di sini.

    Selepas baca berdoalah minta petunjuk, bukankah amalan ini adalah sebaik-baik amalan.

    Tulisan sdr di atas tu bunyinya kurang sedap betullah.

    Wassalam wbh

    emjay

    ReplyDelete
  3. Boleh saya tanya kalau saudare sokong artikel-artikel yang saudare letak?
    atau pun sekadar meletak saja...
    Untuk memberi sebuah hukum itu berat tanpa bukti yang kukuh...
    Mawlid itu mengandungi solawat dan menceritakan tentang sejarah nya NABI s.a.w
    wasalam

    ReplyDelete
  4. Assalamualaikum wbh

    Segala amalan berkaitan agama Islam telah disempurnakan oleh Nabi Muhamad SAW. Tidak ada yang perlu ditokok tambah atau dikurangkan. Perayaan dalam agama Islam pun telah diwartakan. Saya tidak mengamalkan maulid Nabi kerana tidak pernah diajarkan oleh Nabi SAW serta sahabat dan tabiin.

    Tentang selawat tu, sila baca sejarah selawat dalam artikel saya bertajuk #2 Penjelasan berkenaan Selawat Syifak dan Selawat Tafrijiah BAHG. 2 di http://emjayjb.multiply.com/journal/item/131

    Sekian wassalam wallahualam

    Emjay

    ReplyDelete
  5. Wahhabi Mawlids

    It is widely believed that Wahhabi/"Salafi" are against the idea of holding celebrations of Mawlid. But that's not true. They celebrate not one, but many Mawlids. Here are some of the Wahhabi/"Salafi" Mawlids we have witnessed.

    1- Mawlid of Shaykh Muhammad ibn `Abd al-Wahhab, Shaykh-an-Najdi (Also, the title which was given to Shaytan), Shaykh al-Islam of "Salafis"/Wahhabis, and Imam of the Two Cities (Riyad and Dar`iyya):

    Every year at the anniversary date of Muhammad ibn `Abd al-Wahhab's death, a great feast is held at the Ibn Sa`ud University in Riyad (in Najd) at which
    time they praise the unparalleled magnificence of their beloved religious leader, listing his qualities and reciting new poetry about his greatness. All over the world, their embassies also fulfill this important communal obligation (fard kifaya). This is NOT `ibada, of course.

    2- Mawlid of the State, known as National Day:

    This Mawlid, similar to Independence Day, Flag Day, and Army Day, is celebrated every year in the country with international gala festivities, fanfare, parades, army reviews, podiums and thrones, and also, of course, new poems of praise and Madih recitations for the State founders and current rulers, all at colossal cost, but whatever means leads to fulfilling an obligation (fard), is itself an obligation. Of course this is NOT `ibada.

    3- Mawlid of the Nation's Century:

    This was a gigantic and truly new Mawlid, the like of which was never seen before. Last year we all witnessed the great celebrations whose main slogan
    was "100 years KSA" to commemorate one century of freedom from the innovated Khilafa and the establishment of the Sunni Kingdom. On this occasion
    thousands of shiny and colorful lights, new constructions, inventive and tasteful decorations, posters, banners, placards, and other graphic art productions were displayed in public places and broadcast over the media with orchestral music, poems, and commentary of self-praise and glorification that filled the heart with warmth, love of dunya, and national pride. All Mawlids should be like this! (Needless to say, this is NOT
    `ibada.)

    4- Mawlid of the Mufti:

    At the recent passing of the Grand Mufti of the Wahhabiyya Sect, Bin Baz, it was decided by the Mawlid Celebration Board to issue a special commemorative
    glossy publication praising his greatness, listing his achievements and merits, and deploring his demise with big tears of sadness. In fact, the magazine cover showed a delightful, artistic painting of a series of big tears stringed together like dhikr-beads, and inside each tear there was a small Ka`ba. Al-Hamdu lillah, the Grand mufti is gone, the tears dried up, but we still have the Ka`ba!

    5- Mawlid of the Ministers:

    From time to time, public sessions of high praise are held for certain ministers according to worldly (dunya) merit. In a recent incident one of our brothers unduly obsessed with the hereafter (Akhira) witnessed a TV program in Madina during Hajj 1999, in which one of the Ministers was lavishly praised (madih) by a 7-year old schoolboy dressed in a formal army suit, reciting poetry he had innovated for him. The boy was called to the podium (`arsh) and asked by that minister what he would like to receive for praising him so much. The boy said on the spot: "Half a million Ryals." The Minister happily granted his wish. (Jazak Allahu Khayran for such a generous, noble gesture on National TV during Hajj, so that everyone young and old should learn to praise and magnify government officials instead of reciting Qasidat al-Burda or other such things!) The brother who witnessed this event on TV, as he was pleased with the Best of Creation - the Prophet (SAWS) - went to the Prophet's Mosque and, standing at Bab Gibril in front of the blessed Green Dome (with other brothers who were also obsessed with Akhira), started excessively obeying the command of the Qur'an to invoke blessings and abundant greeting

    ReplyDelete
  6. Kita meminta kepada ALLAH melalui hamba tercintanya Sayyidina Muhammad s.a.w.Yang Memberi Kuasa kepada kita adalah ALLAH s.w.t.Kita harus bertawassul.

    ReplyDelete
  7. Orang Cina kafir juga meminta kepada Tuhan mereka melalui berhala. Ini juga dinamakan bertawassul. Orang yang memungut dan mengumpul tangkal azimat juga adalah bertawassul melalui tangkal azimat ini kepada Allah (inilah adalah amalan sesat). Itulah sebabnya di dalam Islam ada tawassul yang dibenarkan dan tawassul yang menyesatkan. Sama dengan wali Allah dan Wali syaitan.

    Bertawassul kepada Nabi Muhamad SAW adalah tetap sesat dan sama seperti orang Cina kafir bertawakal melalui berhala mereka.

    Belajarlah ilmu Islam yang diredhai Allah SWT. Bertawassul kena ada ilmu kerana tanpa ilmu akan sesat. Bertawassul kepada Nabi Muhamad SAW adalah SESAT.

    Sekian wassalam wallahuaqlam.

    Emjay

    ReplyDelete
  8. Kalau di Akhirat kelak kita harus meminta pertolongan siapa dan shafa'at siapa yang akan diberi untuk masuk surga???
    Sayyidina Muhammad s.a.w punya la.

    tawassul tidak boleh sesat dengan Nabi s.a.w kerana ada bukti di Al-Quran yang:


    "If they had only, when they were unjust to themselves, come unto thee and asked Allah's forgiveness, and the Messenger of Allah had asked forgiveness for them, they would have found Allah indeed Oft-Returning, Most Merciful. " [4:64].

    Abdullah Ibn `Umar related that the Prophet (s) said, "Don't say that people who proclaim `La ilaha ill-Allah' are unbelievers, even if they commit a sin, because the one who calls those who worship no God except Allah unbelievers, is himself an unbeliever."

    The Prophet said on the authority of `Umar: "When Adam committed his mistake he said: O my Lord, I am asking you to forgive me for the sake of Muhammad. Allah said: O Adam, and how do you know about Muhammad whom I have not yet created? Adam replied, O my Lord, after You created me with your hand and breathed into me of Your Spirit, I raised my head and saw written on the heights of the Throne:
    LA ILAHA ILLALLAH MUHAMMADUN RASULULLAH

    I understood that You would not place next to Your Name but the Most Beloved One of Your creation. Allah said: O Adam, I have forgiven you, and were it not for Muhammad I would not have created you."

    It was transmitted through many chains and was cited by Bayhaqi (in Dala'il al-nibuwwa), Abu Nu`aym (in Dala'il al-nibuwwa), al-Hakim in al-Mustadrak (2:615), al-Tabarani in his Saghir (2:82, 207) with another chain containing sub-narrators unknown to Haythami as he stated in Majma` al-zawa'id (8:253), and Ibn `Asakir on the authority of `Umar ibn al-Khattab, and most of these narrations were copied in Qastallani's al-mawahib al-laduniyya (and al-Zarqani's Commentary 2:62).

    ReplyDelete
  9. Fahaman orang tarekat memang begini. Boleh minta pertolongan dengan Nabi yang sudah wafat. Boleh juga minta tolong dengan guru tarekat yang murshid dan sebagainya. Mengikut ilmu yang saya pelajari, amalan ini semuanya adalah syirik.

    Kalau di akhirat esok boleh minta syafaat dari Nabi Muhamad, tidak salahlah kaum Isa mohon syafaat dari Isa dan sebagainya.

    Memangnya di akhirat Nabi Muhamad memberikan syafaat tetapi ini adalah berlaku dengan izin Allah SWT.

    Dalam kes ini, analoginya adalah seperti ini:

    Ahmad adalah pengurus syarikat ABC. Ahmad menawarkan 3 jawatan kosong untuk pekerja bekerja di dalam syarikatnya.Saya yang memohon jawatan tersebut memang memerlukan ihsan penerimaan Ahmad untuk menerima saya sebagai pekerja barunya. Sekiranya saya diterima bekerja di dalam syarikat tersebut, sebenarnya adalah oleh rahmat dari Allah Taala. Dengan itu mereka yang ingin diterima masuk bekerja di dalam syarikat ABC tersebut, mintalah kepada Allah semoga Ahmad menerima (memberi syafaat) pemohon untuk memenuhi jawatang kosong tersebut.

    Orang tarekat seperti ini, bab asas tauhid pun mereka memang tak faham dan ikut sahaja amalan guru "mursyid" mereka. Bila guru mursyid mereka suruh memohon doa terus kepada Nabi Muhamad, mereka terus ikut.

    Sekian wassalam wallahuaqlam

    Emjay

    ReplyDelete
  10. Bertawasul Dengan Maqam Nabi Dimasa Kekhalifahan Umar al-Khattab رضي الله عنه

    Syaikh Yusuf bin Ismail an-Nabhani menyebutkan didalam Syawahidul Haq fil Istighosah bi Sayyidil Khalaq. Kisah ini diriwayat oleh Imam al-Baihaqi dan Abi Syaibah dengan isnad yang shohih.

    "Bahawa kemarau telah menimpa manusia di zaman kekhalifahan Amirul Mu'minin Sayyidina Umar bin al-Khaththab رضي الله عنه. Maka datanglah Bilal bin al-Harits رضي الله عنه ke qubur Junjungan Nabi صلى الله عليه وسلم dan berkata : "Wahai Rasulullah, mohonlah (kepada Allah) supaya diturunkan hujan untuk umatmu kerana mereka hampir binasa (dari kerna kemarau)". Selepas itu lelaki tersebut bermimpi Junjungan Nabi صلى الله عليه وسلم datang kepadanya dan mengkhabarkan bahawa hujan akan diturunkan kepada mereka. Maka turunlah hujan tersebut. Dan di dalam hadits tersebut juga disebut bahawa Junjungan Nabi صلى الله عليه وسلم menyuruh lelaki tersebut untuk menyampaikan salam baginda kepada Sayyidina Umar رضي الله عنه. dan memberitahunya bahawa hujan akan diturunkan. Seterusnya dinyatakan bahawa Sayyidina Umar رضي الله عنه telah menangis kesukaan kerana mendapat kiraman salam dan khabar gembira tersebut daripada Junjungan Nabi صلى الله عليه وسلم. [Syawahidul Haq fil Istighosah bi Sayyidil Khalaq, Syaikh Yusuf bin Ismail an-Nabhani, Cetakan Dar al-Fikr – 1983, halaman 155]

    ReplyDelete
  11. katalah apa2 engkau mahu katakan terhadap orang-orang ahli tariqat dan orang yang mengikutinya.tapi jangan tersalah cakap.
    Kita bertawassul dengan tanggapan bahawa pertolongan datang seluruh dari ALLAH s.w.t.

    Wasilah (=perantara) artinya sesuatu yang menjadikan kita dekat kepada Allah SWT. Adapun tawassul sendiri berarti mendekatkan diri kepada Allah atau berdo`a kepada Allah dengan mempergunakan wasilah, atau mendekatkan diri dengan bantuan perantara. Pernyataan demikan dapat dilihat dalam surat Al-Maidah ayat 35, Allah berfirman :

    يَااَيُّهَااَّلذِيْنَ آمَنُوْا اتَّقُوااللهَ وَابْتَغُوْا إِلَيْهِ اْلوَسِيْلَةَ

    “Wahai orang-orang yang beriman takutlah kamu kepada Allah, dan carilah jalan (wasilah/perantara)."

    adakan perasaan yang baik dengan saudara2 Islam yang lain.kamu tahu apa tentang tariqat yang kamu tahu hanyalah bersangka buruk.

    ReplyDelete
  12. awak pernah mengatakan antara waliallah dan wali shaytan...
    apekah percaya pada wujudnya waliallah pada zaman sekarang?

    apa yang saya tahu ada satu waliallah di batu pahat yang amat terkenal yaitu
    Habib Ali bin Ja'far al-Aydrus

    saya bukan mahu memburukkan orang ke atau apa,saya hanya berbual dengan niyyat bahawa apa yang percaya dengan

    ReplyDelete
  13. awak pernah mengatakan antara waliallah dan wali shaytan...
    apekah percaya pada wujudnya waliallah pada zaman sekarang?

    apa yang saya tahu ada satu waliallah di batu pahat yang amat terkenal yaitu
    Habib Ali bin Ja'far al-Aydrus

    saya bukan mahu memburukkan orang ke atau apa,saya hanya berbual dengan niyyat bahawa apa saya yang percaya dengan

    ReplyDelete
  14. abib Ali bin Ja'far al-Aydrus?sapa orang tu. aku baru aje kat muar ni,Belum pernah dengar sapa orang ni.Kalau bolh saudara nash boleh ceritakan sapa tu
    abib Ali bin Ja'far al-Aydrus secara terperinci?Ada lagi ke dia sekarang?

    ReplyDelete
  15. mj ni kan wahabi,biasalah .wahabi kan terkenal menghukum org lain tak betul macam menkafirkan pejuang hizbullah dan menharamkan daripada menolong mereka(rujuk fatwa al-baz) tapi kalau tolong amerika takpe sebab amerika baik.heheheeh

    ReplyDelete
  16. mj ni kan wahabi,biasalah .wahabi kan terkenal menghukum org lain tak betul macam menkafirkan pejuang hizbullah dan menharamkan daripada menolong mereka(rujuk fatwa al-baz) tapi kalau tolong amerika takpe sebab amerika baik.heheheeh

    ReplyDelete
  17. kalau artikel tu bukan emjay punya tulis besar2 diatas ya..
    boleh mendatangkan syak wasangka sebab di akhir artikel
    ada nama emjay..
    wasalam...

    ReplyDelete